top of page

Australia-Indonesia Museums (AIM) Project Returns in 2024!

Gambar penulisSEAMS

Workshop Signifikansi untuk Museum dari Jawa Barat

Sebagai bagian dari Australia-Indonesia Museums (AIM) Project, sebuah workshop daring tentang pendekatan signifikansi di museum diadakan pada 18-19 November 2021. Workshop ini mempertemukan dua puluh (20) peserta dari tiga belas (13) museum di seluruh Jawa Barat. Workshop daring ini diselenggarakan oleh Museum Sri Baduga, Bandung.


Dr. Steven Cooke, Associate Professor dalam bidang Warisan Budaya dan Studi Museum dari Deakin University, Dr. Roslyn Russell, salah satu penulis Significance 2.0: A Guide to Assessing the Significance of Cultural Heritage Objects and Collections, serta Andrew Henderson dari SEAMS, mempresentasikan materi pelatihan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mendukung persiapan dan pelaksanaan acara ini.


Topik workshop meliputi pendekatan baru dalam museologi, termasuk dekolonisasi dan transnasionalisme, serta gambaran umum pendekatan signifikansi dengan studi kasus dari Indonesia dan Australia. Workshop ini mencakup kerja kelompok di mana peserta menerapkan metode signifikansi langsung pada lima objek dari koleksi Museum Sri Baduga, dan kemudian mempresentasikan hasil penilaian mereka pada sesi akhir pelatihan.


Objek-objek yang dikaji meliputi:


  • Boeh Rarang: Jenis kain tenun yang digunakan oleh masyarakat di Jawa Barat untuk upacara dan ritual khusus. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan masih berlanjut hingga kini.

  • Tarawangsa: Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan tari untuk menghormati Nyai Sri Pohaci, Dewi Padi.

  • Jampana: Kereta berbentuk burung mitologis Garuda yang digunakan dalam upacara pernikahan dari Cirebon, yang mencerminkan perpaduan budaya Jawa, Hindu-Buddha, dan Islam.

  • Gambar Toong: Pertunjukan gambar bergerak untuk anak-anak yang populer pada tahun 1950-an dan 60-an. Gambar disertai musik dan cerita oleh seorang dalang (pendongeng).

  • Kolenjer: Sistem kalender kuno masyarakat Badui di Jawa Barat. Kalender ini digunakan untuk pertanian, menandai tanggal penting untuk pernikahan dan upacara lainnya. Kalender ini masih digunakan oleh beberapa komunitas hingga saat ini.



AIM Project didanai oleh hibah dari Australia-Indonesia Institute di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. #aimproject#australia#indonesia#museumworkshops

0 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page