Sebagai bagian dari AIM Project, sebuah workshop daring tentang pendekatan signifikansi di museum diadakan pada 30 September - 01 Oktober 2021. Workshop ini melibatkan dua puluh empat (24) peserta dari sebelas (11) museum di area Yogyakarta-Semarang-Surakarta. Workshop daring ini diselenggarakan oleh Museum Radya Pustaka, museum tertua kedua di Indonesia.
Dr. Steven Cooke, Associate Professor dalam bidang Warisan Budaya dan Studi Museum dari Deakin University, Hafnidar, Direktur Museum Tsunami Aceh, serta Andrew Henderson dari SEAMS, mempresentasikan materi pelatihan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mendukung persiapan dan pelaksanaan acara ini. Topik workshop meliputi pendekatan baru dalam museologi, termasuk dekolonisasi dan transnasionalisme, serta gambaran umum pendekatan signifikansi dengan studi kasus dari Indonesia dan Australia.
Workshop ini juga mencakup kerja kelompok di mana peserta menerapkan metode signifikansi langsung pada enam (6) objek dari koleksi Museum Radya Pustaka. Setiap kelompok menyelesaikan penilaian signifikansi dan memberikan rekomendasi terkait pelestarian dan interpretasi objek-objek tersebut.
Objek-objek yang dikaji meliputi:
Kyai Rajamala: Nama sebuah canthik (hiasan kapal) dari perahu kerajaan yang terbuat dari kayu jati, diukir dalam bentuk kepala raksasa dari tokoh wayang, Raden Rajamala. Sebagai bagian dari penilaian signifikansi, peserta mengeksplorasi signifikansi spiritual objek ini dan praktik pemberian sesajen pada objek tersebut.
Hiasan Kepala Gambir Anom & Rama Wijaya: Bagian dari kostum tari Gambir Anom yang digunakan oleh Go Tik Swan (1931-2008), seorang humanis, penulis, dan seniman Indonesia dari Surakarta. Peserta mengeksplorasi sejarah lisan dengan keluarga Go Tik Swan untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usul koleksi ini.
Naskah Hukum Pakubuwana IV: Naskah ini ditulis di Surakarta pada awal hingga pertengahan abad ke-19 oleh R. Panji Prawirabaya. Naskah ini berjumlah 240 halaman yang berisi hukum, ramalan, dan aturan yang sebagian besar dikeluarkan dari Keraton ISKS Pakubuwana IV (1788 -1820). Peserta mengeksplorasi signifikansi sejarah naskah ini dan dampaknya terhadap budaya Solo hingga kini.
Koleksi Wayang Dupara: Koleksi unik yang berbeda dari cerita wayang lainnya di Jawa yang biasanya mengikuti Ramayana. Wayang Dupara menceritakan sejarah kerajaan-kerajaan Jawa dari era Hindu-Buddha hingga periode Islam Jawa. Peserta menganalisis konteks koleksi ini termasuk elemen politik dan pesan yang merespons kolonialisme dan Perang Jawa.
Patung Ronggowarsito: Patung Ronggowarsito yang terletak di depan Museum Radya Pustaka diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953. Peserta meneliti hubungan antara patung tersebut dan naskah-naskah di koleksi Radya Pustaka, termasuk sejumlah karya oleh Ronggowarsito, serta signifikansi sosialnya sebagai ikon kota Solo.
Prasasti Mantiyasih: Prasasti ini ditulis dalam aksara Jawa Kuno. Sebelum penilaian signifikansi, informasi tentang objek ini sangat terbatas. Kelompok ini menemukan bahwa objek ini berasal dari Magelang, Jawa Tengah, dan melakukan penelitian penting tentang asal-usulnya, di mana ditemukan bahwa sebagian prasasti ini telah dipindahkan ke koleksi Batavia Society (sekarang Museum Nasional Indonesia).
AIM Project didanai oleh hibah dari Australia-Indonesia Institute di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. #aimproject #australia #indonesia #museumworkshops
Comments