Sebagai bagian dari Australia-Indonesia Museums (AIM) Project, sebuah workshop daring tentang pendekatan signifikansi di museum diadakan pada 28-29 Oktober 2021. Workshop ini mempertemukan dua puluh empat (24) peserta dari enam (6) museum di Sulawesi dan Kalimantan. Workshop daring ini diselenggarakan oleh Museum Kota Makassar dan Museum La Galigo.
Dr. Steven Cooke, Associate Professor dalam bidang Warisan Budaya dan Studi Museum dari Deakin University, Corioli Souter, Kurator dari Western Australian Museum (WAM), dan Andrew Henderson dari SEAMS mempresentasikan materi pelatihan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mendukung persiapan dan pelaksanaan acara ini.
Topik workshop meliputi pendekatan baru dalam museologi, termasuk dekolonisasi dan transnasionalisme, serta gambaran umum pendekatan signifikansi dengan studi kasus dari Indonesia dan Australia. Dalam presentasinya, Corioli Souter berbagi tentang hubungan antara Bugis dan masyarakat adat yang telah berlangsung selama ratusan tahun melalui perdagangan teripang.
Hubungan antara Australia utara dan Makassar dijelajahi lebih lanjut dalam workshop ini, di mana para peserta melakukan penilaian signifikansi terhadap Batik Yirrkala, yang dibuat melalui kemitraan antara Yirrkala Arts Centre dari Arnhem Land Timur Laut dan pengrajin batik tradisional di Pekalongan, Jawa Tengah, yang dihadiahkan ke Museum Kota Makassar pada tahun 2015.
Workshop ini juga mencakup kerja kelompok di mana peserta menerapkan metode Signifikansi langsung pada enam (6) objek dari koleksi Museum Kota Makassar dan Museum La Galigo. Objek-objek tersebut meliputi Batik Yirrkala (seperti dijelaskan di atas); sebuah patung dada Ratu Belanda Wilhelmina, di mana peserta mengeksplorasi tema dekolonisasi dan interpretasi; batu bata dari Benteng Somba Opu, situs warisan nasional yang penting bagi sejarah Kota Makassar; manuskrip Meong PaloE, yang berkaitan dengan kepercayaan tentang pertanian dan hubungan dengan siklus alam; uang Kampua yang terbuat dari kain tais yang digunakan untuk perdagangan antar daerah; dan model kapal Pinisi, yang berhubungan dengan warisan maritim masyarakat Bugis.
AIM Project didanai oleh hibah dari Australia-Indonesia Institute di bawah Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. #aimproject #australia #indonesia #museumworkshops
Comments