About
Didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) melalui Australia-Indonesia Institute (AII) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, AIM Project merupakan kolaborasi antara Indonesian Heritage Agency , Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Cultural Heritage Asia-Pacific Group Deakin University, Western Australian Museum (WAM), dan Southeast Asia Museum Services (SEAMS).
AIM Project
Secara tradisional, pameran telah disusun dalam kerangka acuan nasional. Namun, pendekatan yang lebih baru mengatasi tantangan dekolonisasi dan menekankan hubungan dan gerakan transnasional.
Melalui proses kurasi bersama dengan praktisi dan akademisi di Australia dan Indonesia, AIM Project mengembangkan pendekatan baru untuk memahami bagaimana sejarah yang seringkali sulit ini dikumpulkan dan ditampilkan dan menghasilkan prototipe untuk memahami signifikansi lintas budaya dari objek dan bagaimana objek tersebut diinterpretasikan.
AIM Project mengatasi hal ini melalui serangkaian lokakarya yang difasilitasi, dan pendampingan serta pertukaran pengetahuan yang berkelanjutan, yang menghasilkan pameran daring dari berbagai objek yang akan bertindak sebagai contoh pendekatan kolaboratif.
Kegiatan
Lokakarya
AIM Project memfasilitasi lokakarya serta pertukaran pengetahuan tentang ilmu penelitian kuratorial.
Pameran
Melalui pendekatan interpretasi kolaboratif, hasil dari AIM Project ditampilkan dalam platform pameran digital (Pameran Tetangga).
Metode
AIM Project menggunakan metodologi Significance 2.0 yang akan dikontekstualisasikan dalam aplikasi lokal.
Pedoman Provenans
Melalui AIM Project 2024, pedoman provenans akan diterapkan di museum percontohan di Indonesia.